ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN POST OPERASI SC INDIKASI KISTA OVARII
A. Definisi
Kista ovarii yaitu suatu kantong abnormal berisi cairan atau setengah cairan yang tumbuh dalam indung telur (ovarium). Kista ovarium biasanya tidak bersifat kanker, namun walaupun kista tersebut bersifat kecil diperlukan perhatian yang lebih lanjut untuk memastikan kista tersebut tidak berupa kanker.(www.gogle.com).
Kista adalah tumor yang berisi cairan.kista ovarium dalam kehamilan dapat menyebabkan nyeri perut oleh karena putaran tangkai,atau perdarahan.kista ovarium putaran tangkai atau perdarahan biasanya yerjadi pada trimesteter pertama kehamilan,berupa massa nyeri tekan diabdomen bawah.kadang-kadang kista ovarium ditemukan pada pemeriksaan fisik tanpa ada gejala (asimtomatik). Kista ovarium dapat menjadi komplikasi serius selama kehamilan. kista adalah kantung yang tumbuh di dalam ovarium dan terdiri atas satu dinding atau lebih yang mengandung cairan. kista ini harus diangkat melalui operasi karena menyebabkan tekanan,lilitan perdarahan atau sumbatan pada jalan lahir.kista yang tumbuh dalam ovarium yang tumbuh dalam kehamilan hampir selalu jinak.
Kista ovarium dapat menyebabkan nyeri,rasa kembung yang membengkakan perut. pemeriksaan fisik dan ultrasonografi digunakan untuk mendiagnosa masalah. pengobatan biasanya dengan obat untuk nyeri dan obsrvasi; pembedahan biasanya dihindari kecuali bener-benar diperlukan.
Jika diperlikan pembedahan kista mungkin akan diangkat atau didrainasi.pada beberapa kasus,dokter harus mengangkat keseluruhan ovarium. jika pembedahan dapat ditunda ,waktu yang paling aman untuk melakukan pembedahan adalah setelah trimester pertama berakhir.
Resiko terhadap janin bervariasi,tregantung pada pembedahan dilakukan. pada awal kehamilan,pengangkatan ovarium dapat bermakna kehilangan hormone penting yang menyokong kehamilan.pada akhir kehamilan,kista dapat menyumbat jalan lahir,membutuhkan kelahiran cesarean. resiko alinnya dapat mencangkup resiko yang berkaitan dengan anestesi umum,infeksi dan kelahiran premature.(Curtis, 1997).
Kista ovarium yang berukuran kecil biasanya tidak menunjukkan gejala atau rasa sakit, kecuali pecah atau terpuntir yang menyebabkan sakit yang hebat di daerah perut bagian bawah,dan kaku, kista yang berukuran besar atau berjumlah banyak dapat menimbulkan gejala sepertirasa sakit pada panggul, sakit pinggang, sakit saat berhubungan seksual, perdarahan rahim yang abnormal.
Tumor lazinnya berbentuk multilokuler; oleh karena itu, permukaan berbagala (lobulated). Kira-kira 10% dapat mencapai ukuran yang amat besar, lebih-lebih pada penderita yang dating dari pedesaan. Pada tumor yang besar tidak lagi dapat ditemukan jaringan ovarium yamg normal.Tumor biasanya unilateral, akan tetapi dapat juga dijumpai pada bilateral.
Kista ini berasal dari follikel yang menjadi besar semasa proses atresia follicular. Setiap bulan, sejumlah besar follikel menjadi mati, disertai kematian ovum,disusul dengan degenerasi dari epitel follikel. Pada masa ini tampaknya sebagai kista-kista kecil. Tidak jarang ruangan follikel diisi dengan cairan yang banyak, sehingga terbentuklah kista yang besar,yang dapat ditemukan pada pemeriksaan klinis. Biasanya besarnya tidak melebihi sebuah jeruk,(lemon).sering terjadi pada pubertas, climakterium dan sesudah salpingektomi.tidak jarang terjadi perdarahan yang masuk kedalam rongga kista, sehingga terjadi suatu haematoma follikuler.
Kista ini tidak memberikan gejala yang karakteristik, bahkan kadang-kadang tidak menunjukkan gejala-gejala apapun.kurve suhu basal bersifat monofasis.
Bila mencapai ukuran yang cukup besar, kista tersebut dapat memberikan rasa penuh dan tidak enak pada daerah yang dikenai. Seperti pada tumor ovarii dapat menyebabkan torsi.kadang-kadang walaupun jarang,dapat terjadi rupture secara spontan, dengan disertai tanda-tanda perdarahan intra abdominal sehingga gambaran klinisnya dapat menyerupai suatu kehamilan ektopik yang terganggu.yang paling sering terjadi ialah, cairan kista tersebut mengalami reseptor secara spontan setelah satu atau dua siklus.
Kista menerima darahnya dari suatu tungkai; kadang-kadang dapat terjadi torsi yang mengakibatkan gangguan sirkulasi. Gangguan ini dapat menyebabkan perdarahan dalam kista dan perubahan degenerasi, yang memudahkan timbulnya perlekatan kista dengan omentum, usus-usus dan peritoneum parietale. dinding kista agak tebal dan berwarna putih keabu-abuan; yang terakir ini khususnya bila terjadi perdarahan atau perubahan degeneratif di dalam kista. Pada pembukaan terdapat cairan lender yang khas, kental seperti gelatin, melekat, dan berwarna kuning sampai coklat tergantung dari pencampuranya dengan darah.
Pada pemeriksaan mikroskopik tampak dinding kista dilapisi oleh epitel torak tinggi dengan inti pada dasar sel;terdapat diantaranya sel-sel yang membundar karena terisi lender (goblet cells).sel-sel epitel yang terdapat dalam satu lapisan mempunyai potensi untuk tumbuh seperti struktur kelenjar: kelenjar-kelenjar menjadi kista-kista baru, yang menyebabkan kista menjadi multilokuler. Jika terjadi sobekan pada dinding kista,dan dengan sekresinya menyebabkan pseudomiksoma peritonei.
Akibat pseudomiksoma peritonei ialah timbulnya penyakit menahun dengan musin terus bertambah dan menyebabkab banyak perlekatan.akhirnya, penderita meninggal karena ileus dan/atau inanisi.pada kista kadang-kadang dapat ditemukan daerah padat, dan pertumbuhan papiler.tempat-tempat tersebut perlu diteliti dengan seksama oleh karena di situ dapat ditemukan tanda-tanda ganas. Keganasaan ini terdapat dalam kira-kira 5-10% dari nkistadenoma musinosum.
B. Etiologi
Terjadinya kista ovarium yaitu terjadinya gangguan pembentukan hormone pada hipotalamus, hipofisise, atau indung telur itu sendiri,dan juga idiopatik. Kista indung telur dari follikel yang tidak berfungsi selama siklus mentruasi.
Selain berasal dari kelainan sel telur (follikel), kista di ovarium juga bias tumbuh begitu saja,. Kista semacam itu disebut kista coklat karena terdiri selaput yang berisi darah kental atau sering di sebut endometriosis.(www.gogle.com)
C. Manifestasi Klinis
Kistoma ovarii:
Mungkin ada amenorea,
Perut penderita makin besar,
Tetapi uterusnya sebesar biasa.(Saifuddin, 2002).
Menurut hardi dan dr.lastiko branantyo Sp.OG,tidak ada patokan mengenai ukuran besarnya kista sehingga berpotensi pecah.ada kista yang berdiameter 5cm sudah pecah,namun ada yang sampai 20 cm belum juga pecah.tetapi,pecahnya kista,katanya,bias menyebabkan pembuluh darah robek dan menimbulkan terjadinya perdarahan.hal itu sangat fatal karena dalam hitungan jam,pendarita akan mengalami perdarahan dan kehilangan darah berliter-liter.(www.gogle.com)
Pengaruh Kistoma ovarii pada kehamilan dan Persalinan ialah:
abortus.
dapat terjadi torsi dari tumor.
dapat menimbulkan kelainan letak.
dapat menghalangi lajan lahir.
Diagnosa mudah pada hamil muda dan sulit sekali kalau uterus sudah besar, kadang-kadang baru diketahui adanya kista setelah persalinan. Mengingat penyulit-penyulit yang mungkin timbul dan kemungkinan keguguran maka sebaiknya cystoma ovarii di operasi walaupun penderita hamil.karena ada kemungkinan corpus luteum graviditatis ikut terangkat, hingga terjadi abortusmaka sebaiknya operasi di tunda sampai bulan ke 4.
Pada saat ini faal corpus luteum telah diambil alih oleh placenta. Sebelun dan sesudah operasi ibu diberi progesterone (25 mg,i.m./sehari) untuk memperkecil kemungkinan abortus.kalau tumor ini baru ditemukan pada hamil tua operasi ditunda sampai sesudah persalinan karena luka operasi yang baru sembuh dapat mengganggu kekuatan mengejan. kalau tumor menghalangi jalan lahir dilakukan SC dan pengangkatan tumor sekaligus, dalam keadaan darurat misalnya karena tidak mungkin melakukan opersai maka kista yang menghalangi jalan lahir dapat dipunksi untuk menghindarkan rupture uteri.(sastrawinata, 1981).
D. Penatalaksanaan
Pada dasarnya dalam kehamilan tumor ovarium yang lebih besar yang lebih besar dari pada telur angsa harus dikeluarkan. Hal itu didasarkan atas 3 pertimbangan: (1) kemungkinan keganasan; (2) kemungkinan torsi’ dan (3) kemungkinan menimbulkan komplikasi obstetik yang gawat.
Pada kista ovarium dengan keluhan nyeri perut dilakukan laparatomi,pada kista ovarium asimtomatik besarnya lebih 10cm,dilakukan laparatomi pada trimester ke dua kehamilan, kista yang kecil ( Dalam triwulan I sebaiknya pengangkatan tumor ditunda sampai kehamilan mencapai 16 minggu. Saat operasi yang paling baik ialah dalam kehamilan antara 16 dan 20 minggu. Operasi dalam kehamilan muda dapat disusul oleh abortus apabila korpus luteum graviditatis yang menghasilkan progesteron ikut terangkat. Dalam hal demikian perlu diberikan terapi penggantian dengan suntikan progestin sampai kehamilan lewat 16 minggu. Apabila operasi dilakukan setelah kehamilan mencapai 16 minggu, maka hal tersebut di atas tidak tidak usah dihawatirkan karena plasenta sudah terbentuk lengkap, fungsi korpus luteum diambil alih oleh plasenta, dan produksi progesteron berlangsung terus walaupun korpus luteum terus terangkat. Sebaliknya rangsangan mekanis pada uterus waktu operasi sukar dihindarkan dengan akibat partus prematurus.(Saifuddin, 2002).
ÿÿidÿÿ81217 ÿÿÿÿ ÿÿÿÿÿÿÿÿÿ5658 Mengeÿÿi cara mengatasi kisÿÿÿÿatu-satunya jaÿÿn yangÿÿaling efektif dengan mengangkat kista melalui operasi. (www.gogle.com).
Apabila tumor baru diketahui dalam kehamilan tua dan tidak menyebabkan penyulit obstetric atau gejala-gegala akut, atau tidak mencurigakan akan mengganas, maka kehamilan dapat di biarkan sampai berlangsung partus spontan. Dan operasi baru dilakukan dalam masa nifas. Akan tetapi apabila tumor terkurung dalam panggul, secio sesarea merupakan tindakan pengakhiran kehamilan atau persalinan yang paling aman.
Dalam persalinan dapat dicoba secara hati-hati reposisi tumor yang menghalang-halangi turunya kepala, asal disadari bahwa tumor kistik dapat pecah, apabila reposisi sudah kembali, anak dibiarkan lahir spontan dan tumor diangkat dalam masa nifas.lain hanya dengan tumor yang dianggap ganas atau yang disertai gejala-gejala akut. Dalam hal ini operasi harus segera dilakukan tanpa menghiraukan umur kehamilan.
E. Implikasi Keperawatan/Diagnosa Keperawan
Diagnosa keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
Nyeri berhubungan dengan stimulasi serabut syaraf ASC 1. Melaporkan nyeri berkurang atau terkontrol
2. Menunjukkan atau menggunakan prilaku untuk mengurangi kekambuhan 1. Ukur TTV (RR, TD, Nadi, Suhu)
2. Ajarkan klien teknik relaksasi seperti teknik nafas dalam, mental imagery, distraksi
3. Teliti keluhan nyeri , catat intensitasnya dengan (skala 0-10), karakteristiknya
4. Obserfasi adanya tanda-tanda nyeri non verbal, seperti:ekspresi wajah, posisi tubuh, gelisah/menangis, menarik diri, diaforesis, perubahan frekuensi jantung/ pernafasan ,tekanan darah
5. Kaji/hubungkan factor fisik/emosi dari keadaan seseorang
6. Evalusi prilaku nyeri 1. kekurangan /perpindahan cairan meningkatkan frekuensi jantung menurunkan TD, dan mengurangi volume cairan
2. membantu menurunkan skala nyeri
3. nyeri merupakan pengalaman subjektif dan harus dijelaskan oleh pasien identifikasi karakteristik nyeri dan factor yang berhubungan merupakan suatu hal yang amat penting untuk memilih intervensi yang cocok dan untuk mengevaluasi keefektifan dari terapi yang diberikan
4. merupakan indicator /derajat nyeri yang tidak langsung yang dialami
5. factor yang berpengaruh terhadap kaberadaan terhadap keberadaan persepsi nyeri tersebut
6. dapat diperberat karena prilaku pasien
Cemas berhubungan dengan adanya ancaman bahaya Ansietas dapat terkurangi secara efektif 1. Mengali bahwa individu cemas dan menyadari situasi yang secara potensial dapat mencetuskan ansietas,seperti yang ditunjukan sarat secara fisiologis, emosional dan prilaku
2. Mendorong individu menggali mansietas dan ekspresikan segala ansietasnya 1. selain ansietas ekspresi kemarahan juga adalah reaksi yang sering terhadap suatu penyakit
2. Ekspresinya dapat berupa agresi, suatu reaksi kompleks perasaan dan prilaku dengan intensitas, durasi dan ekspresi tyang berbeda
Resti penurunan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan peningkatan aktivitas, peningkatan metabolisme tubuh 1. Berat badan bertanbah
2. Input dan output seimbang
3. Berat badan bertambah 1. Pantau berat badan setiap hari
2. kaji perawat nutrisi termasuk makanan yang disukai
3. obserfasi dan catat makanan 1. mengetahui berat badan /aktifitas intervensi nutrisi
2. mengidentifikasi defisiensi makanan
3. mengawasi masukan kualitas masukan makanan
Resiko infeksi berhubungan denganpeningkatan paparan terhadap organisme,penurunan daya tahan terhadap microorganisme penyebab infeksi Mencapai penyembuhan luka tepat waktu 1. informasikan pada klien pentingnya Personal higien
2. ajarkan teknik cuci tangan yang benar 1. mencegah terpajan pada organisme infeksius
2. mencegah kontaminasi silang menurunkan resiko tinggi infeksi
F. Analisa Data
No Data Masalah Etiologi
1 DS:
P:luka insisi post opersi SC
Q:klien mengatakan nyeri seperti teriris-iris bertambah bila digunakan untuk beraktifitas dan batuk
R:pada daerah supra pubik /bagian bawah perut
S:4 durasi
T:5 detik
DO:
Luka insisi pada abdomen t
Tidak terjadi edema
Tidak ada keluaran luka
Tidak terjadi kemerahan pada luka jahitan
Tidak terjadi ekimosis
Kerapatan jahitan baik Nyeri
Diskontinuitas jaringan kulit (abdomen)
2 DS:
Klien mengeluh cemas dengan keadaan pasca operasinya
Klien mengaku cemas tidak bisa merawat bayinya
Klien menanyakan seberapa berat penyakitnya
DO:
Post sesarea pada hari ke4
Keluarga memberi motivasi pada klien
Keluaga membantu klien duduk dan kekamar kecil Cemas
Keterbatasan fisik, luka jahitan abdomen
3 DS:
Klien mengaku tidak atau belum dapat makan banyak seperti yang disediakan oleh rumah sakit
DO:
Porsi makan yang disediakan oleh rumah sakit tidak habis
Resiko pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan
Penurunan nafsu makan
4 DS:
DO:
Luka insisi pada abdomen
Terdapat jahitan sepuluh simpul
Luka terbungkus kasa bersih dan tidak ada rembasan Resiko tinggi infeksi
Port d’entree pada luka jahitan abdomen
G. Prioritas Diagnosa
a. Nyeri berhubungan dengan diskontinuitas jaringan kulit
b. Cemas berhubungan dengan keterbatasan fisik,luka jahitan abdomen
c. Resiko pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan penurunan nafsu makan
d. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan post dientree pada lika jahitan abdomen
H. Nursing Care Plan
Hr/tgl,jam Diagnosa Tujuan Perencanaan Rasional Ttd
10/8
2005
Nyeri berhubungan dengan diskontinuitas jaringan kulit (abdomen)
Setelah diberikan asuhan keperawatan 1x30 menit diharapkan klien dapat menunjukkan:
1. Nyeri berkurang atau trekontrol
2. tampak rileks atau tenang
3. penurunan skala nyeri menjadi 1-3
1. berikan informasi dan petunjuk antisipasi mengenai penyebab ketidak nyamanan dan interfensi yang tepat
2. ubah posisi klien,kurangi rangsangan yang berbahaya,dan berikan gosokan punggung. Anjurkan penggunaan tehnik pernapasa dan relaksasi dan distraksi (rangsangan jaringan kutan) seperti dipelajari pada kelas melahirkan anak. Anjurkan keberadaan dan partisipasi pasangan bila tepat.
3. lakuka latihan napas dalan,spirometri insentif,dan batuk dengan menggunakan prosedur-prosedur pembebatan dengan tepat,30 menit setelah pemberian analgesik
4. tinjau ulang/pantau penggunaan analgesia yang dikontrol pasien (PCA) sesuai indikasi
1. meningkatkan pemecahan masalah,membantu mengurangi nyeri berkenaan dengan ansietas dan ketakutan karena ketidaktahuan dan memberikan rasa control
2. merilekskan otot,dan mengalihkan perhatian dari sensasi nyeri.meningkatkan kenyamanan,dan tidak menyenangkan,neningkatkan rasa sejahtera
3. napas dalam meningkatkan upaya pernapasan.pembebatan menurunkan regangan dan ketegangan area insisi dan men gurangi nyeri dan ketidak nyamanan berkenaan dengan otot abdomen
4. analgesia yang dikontrol pasien memberika penghilangan nyeri cepat tanpa efek samping/ over sedasi.meningkatkan rasa control,kesejahteraan umum dan kamandirian
10/8,05
Ansietas berhubungan denganketerbatasan fisik,luka jahitan abdomen
Dalam 1x20 menit klien menyatakan cemas berkurang dengan criteria hasil:
1. melakukan sendiri tehnik relaksasi
2. klien tempak rileks; TTV ibu dalam batas normal:
• TD:120/70 mmhg
• NN:84x/menit
RR:24x/menit
1. tentukan tingkat ansietas klien dan sumber dari masalah.mendorong klien untuk mengungkapkan kebutuhan dan harapan yang tidak terpenuhi.memberikan informasi sehubungan dengan normalnya perasaan tersebut
2. Bantu klien/pasangan dalam mengidentifikasi mekanisme
3. koping yang lazim dan perkembangan strategi koping baru jika dibutuhkan
4. berikan informasi yang akurat tentang keadaan klien/bayi
1. kelahiran cesarean mungkin dipandang sebagai suatu kegagalan dalam hidup oleh klien dan hal tersebut dapat memeiliki dampak negative dalam proses ikatan/ menjadi orang tua
2. membantu memfasilitasi adaptasi yang positif terhadap peran baru; mengurangi perasaan ansietas.
3. khayalan yang disebabkan oleh kurangnya informasi/ kesalah fahaman dapat meningkatkan ansietas
4. mengurangi ansietas yang mungkin berhubungan dengan penanganan bayi,takut terhadap sesuatu yang diketahui,dan atau menganggap hal yang buruk berkenaan dengan keadaan bayi
10/8,05
Resiko pemenuhan nutrisi berhubungan dengan penurunan nafsu makan
Tujuan pemenuhan nutrisi terpenuhi dengan criteria hasil:
1. BB Normal
2. tidak pucat pada konjungtifa, mulut, dan kuku
3. Hb normal 10-12gr%
4. TTV stabil (TD: 120/70mmHg, N:80x/menit, RR:24x/menit )
1. Anjurkan pilihan makanan tinggi protein, zat besi, dan vitamin bila masukan oral dibatasi
2. tingkatkan masukan sedikitnya 2000 ml/hari jus, sup, dan cairan nutrisi lain
3. anjurkan tidur/istirahat adekuat
4. berikan cairan/nutrisi parenteral, sesuai indikasi.
5. berikan preparat zat besi dan/ vitamin, sesuai indikasi.
1. protein membantu meningkatkan pemulihan dan regenerasi jaringan baru.zat basi perlu untuk sintesis Hb. Vitamin C memudahkan absorbsi zat besi dan perlu untuk sintesis dinding sel.
2. memberikan kalori dan nutrient lain untuk memenuhi kebutuhan metabolok serta menggantikan kehilangan cairan, karenanya meningkatkan volume cairan sirkuler.
3. menurunkan laju metabolisme, memungkinkan nutrient dan oksigen untuk digunakan untuk proses pemulihan.
4. mungkin perlu untuk mengatasi dehidrasi, menggantikan kehilangan cairan, dan memberikan nutrient yang perlu bila masukan oral dibatasi.
5. bermanfaat dalam memperbaiki anemia atau defisiensi bila ada.
6.
10/8,05
Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan luka jahitan di abdomen
setelah di lakukan asuhan keperawatan selama 2x24 jam, klien di harapkan menunjukkan bebas dari tanda-tanda infeksi.dengan criteria hasil:
1. suhu tubuh normal 370C
2. jumlah leokosit normal (5000-1000/mm3)
cairan amniotic jernih, hampir tidak berwarna dan berbau
1. Anjurkan dan gunakan teknik mencuci tangan dengan cermat dan pembuangan pengalas kotoran, pembalut parineal, dan linen terkontamonasi dengan tepat. Diskusikan dengan klienpentingnya kelanjutan tindakan–tindakan ini satelah pulang.
2. Tinjau ulang Hb/Ht prenatal; perhatikan adanya kondisi yang mempredisposisikan klien pada infeksi paskaoperasi.
3. Kaji status nutrisi klien, perhatikan penampilan rambut, kuku jari, kulit, dan sebagainya. Perhatikan berat badan sebelum hamil dan penambahan berat badan prenatal.
4. Dorong masukan cairan oral dan diet tinggi protein, vitamin C, dan besi
5. Inspeksi balutan abdomen terhadap eksudat atau rembesan lepaskan balutan sesuai indikasi
1. Membantu mencegah atau membatasi peyebaran infeksi
2. Anemia, diabetes, dan persalinan yang lama sebelum kelahiran sesaria meningkatkan resiko infeksi dan pelambatan penyembuhan
3. Klien yang berat badanya 20% di bawah berat normal, atau yang anemia atau yang malnutrisi, lebih rentan terhadap infeksi pascapartum dan dapat memerlukan diet khusus
4. Mencegah dehidrasi; memaksimalkan volume sirkulasi dan aliran urin. Protein dan vitamin C diperlukan untuk pembentukan kolagen; besi diperlukan untuk sintesis Hb
5. Balutan steril menutupi luka pada 24 jam pertama kelahiran sesarea membantu melindungi luka dari cidera atau kontaminasi rembesan dapat menandakan hematoma gangguan penyatuan jahitan/dehisen luka, memerlukan intervensi lanjut pengangkatan balutan memungkinkan insisi mongering dan meningkatkan penyembuhan.
I. Catatan Perkembangan/Progress Note
1. Implementasi
No Dx Tanggal
jam Implementasi Respon Ttd
1
6 Agustus 2005
jam 10.00 1. Mengajarkan klien tehnik non farmakologi untuk mengurangi nyeri (relaksasi dan masase)
2. Mengkaji dan mengatasi nyeri pada klien
3. Mencatat frekuensi intensitas dan durasi nyeri
4. Mengkaji sensiri nyeri dengan komunikasi terapeutik terhadap klien
5. Mengukur tekanan darah,nadi,setiap 5 menit setelah injeksi regional selama 15 menit pertama
1. Klien mampu menggunakan tehnik relaksasi untuk mengurangi nyeri
2. .Klien mampu unntuk bekerja sama dalam mengkaji nyeri.
3. Klien menunjukkan dengan wajah berseri-seri.
4. Klien masih berfokus dalam komunikasi
5. Klien mampu diajak bekerja sama dalam pemeriksaan
2 6Agustus 2005
jam 10.00 1. Mengukur tingkat kecemasan dengan melihat tanda fisik pada ibu, serta mengukur TTV
2. Memberikan support yang adekuat dengan cara meminta pasangan berada disamping ibu salama sesarea
3. Mengajarkan teknik nafas dalam dan teknik relaksasi
4. Mengurangi kecemasan ibu dengan memberikan informasi yang adekuat tentang proses persalinan dengan sesarea yang akan dihadafi olah ibu
5. Mengurangi kecemasan ibu dengan memberikan informasi yang adekuat tentang penatalaksanaan prosedur 1. Klien tampak tenang dalam pemeriksaan.
2. Pasangan (suami) mendampingi klien sat operasi dan klien tanpak lebih nyaman.
3. Klien mampu menggunakan tehnik nafas dalam sehingga ansietas berkurang.
4. Psikologis ibu tanpak kembali lebih normal dank klien tanpak lebih tenang.
5. Klien mengatakan sedikit tenang dengan informasi tersebut
3 6Agustus 2005
jam 10.00 1. Mengukur intek nutrisi yang sesuai dengan kebutuhan tubuh
2. Mengukur BB
3. Mengukur frekuensi tingkat penyembuhan luka
4. Mengikur tingkat pengetahuan ibu tentang nutrisi terhadap sectio persalinan
1. Porsi nutrisi klien terpenuhi
2. Klien mau bekerja sama
3. Klien mampu melakukan hegien setiap hari dengan baik
4. Klien mampu mengungkapkan pentingnya nutrisi bagi dirinya
4 6Agustus 2005
jam 10.00 1. Memberikan informasi tentang perubahan pada luka pasca bedah
2. Mengganti balutan dirumah
3. Ajarkan pada klien tentang perawatan luka insisi secara aseptic menganjur pengantian balutan 3 kali sehari
4. Berikan obat anti biotik dan antu infektikum
5. Kaji pada daerah luka insisi 1. Klien mengatakan mengerti dengan informasi yang diberikan
2. Edema tidak ada, keluaran luka tidak ada , kemerahan jahitan tidak ada, ekimosis tidak ada, kerapatan jahitan baik
3. Klien mampu melakukan dengan baik
4. Klien mampu diajak bekerja sama
5. Klien bebas dari infeksi
5 6Agustus 2005
jam 10.00 1. kaji daerah tonus otot
2. Berikan latihan aktifitas ringan
Memberikan posisi yang nyaman pada saat tirabaring secara bergantian 1. Klien melakukan aktifitas tanpa bantuan keluarga
2. Klien mampu melakukan teknik aktifitas ringan dengan baik
Klien mampu melakukan gerakan pergantian pada posisi
No. Dx
Tanggal Evaluasi Ttd
1 6 Agustus 2005 S:
• Klien mengatakan nyeri belum dapat teratasi dengan skala 4
O:
• Pengukuran nadi diperoleh 84x/menit,TD 120/70 mmHg
• Klien tampak gelisah intuk miring kekiri dank e kanan
A:
• Gangguan rasa nyaman nyeri belum teratasi/ belum dapat diminimalkan
P:
• Ulangi intervensi yang telah dilkakuan
• Ajarkan teknik relaksasi.
2 6 Agustus 2005 S :
• Klien mengatakan dalam beraktifitas masih dibantu oleh keluarga
O:
• Pemeriksaan tanda-tanda vital dengan hasil; nadi 84x/menit,TD 120/70 mmHg, RR 24x/menit
A:
• Ansietas teratasi/hilang
P:
• Hentikan interfensi yang telah diberikan
3 6 Agustus 2005 S:
• Klien mengatakan makan tercukupi
O:
• Pengukuran berat badan dan elastisitas kulit
A:
• Resti perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
P:
• Pertahankan hasil yang dapat dicapai
• Anjurkan pada kien untuk mempertahan kebutuhan nutrisi setiap hari
• Berikan informasi tentang status kebutuhan nutrisi klien
4 6 Agustus 2005 S:
• Klien mengatakan nyaman ketika dilakukan prosedur pada daerah insisi,serta klien mengatakan menjaga kebersihan didaerh luka tersebut
O:
• Tidak tampak tanda-tanda infeksi pada daerah insisi
• Pemeriksaan TTV 370C,
A:
• Resiko infeksi tidak terjadi
P:
• Ulangi intervensi yang telah dilakukan
• Ulangi pengukuran TTV
• Ajarkan teknik aseptic pada klien
• Informasikan tahap-tahap penyembuhan
DAFTAR PUSTAKA
Curtis,glade ,B.1997.kehamilan diatas usia diatas 30. Jakarta:arcan
Manuaba,Ida Bagus Gde.1999. mwmahami kesehatan reproduksi wanita.Jakarta: Arcan
Doenges, E, Marilynn.2001.rencana perawatan maternal/bayi. Jakarta: penerbit buku kedokteran. EGC
Prawiro hardjo, Sarwono. 2002. ilmu kandungan. Jakarta: yayasan bina pustaka
Prawiro hardjo, Sarwono,2002. ilmu kebidanan. Jakarta: yayasan bina pustaka
Prawiro hardjo,Sarwono,2002. pelayanan kesehatan maternal dan neonatal. Jakarta: yayasan bina pustaka
Sastrawinata,R, Sulaiman,1981. Obstetri patologo:Badan obstetric dan ginekologi. Bandung: FK universitas Padjadjaran.
Sastrawinata,R, Sulaiman,1981. Ginekologo: Badan obstetric dan ginekologo. Bandung FK universitas padjadjaran.
www.gogle.com