Selasa, 24 Mei 2011

HIDROSEFALUS

HIDROSEFALUS


I. Pengertian
Hidrocephalus adalah suatu kondisi yang disebabkan oleh produksi yang tidak seimbang dan penyerapan dari cairan cerebrospinal (CSF) di dalam sistem ventricular. Ketika produksi CSF lebih besar dari penyerapan, cairan cerebrospinal terakumulasi di dalam sistem ventricular.

II. Penyebab
Penyebab dari hidrosefalus adalah :
• Kelainan bawaan (konginetal)
• Infeksi

• Neoplasma
• Perdarahan.

III. Jenis Hidrosefalus
• Hidrosefalus Non Komunikan (tipe tak berhubungan ):
Terjadinya obstruksi pada aliran cairan serebrospinal.
• Hidrosefalus Komunikan (tipe berhubungan ) :
Kegagalan absorbsi cairan serebro spinal.

IV. Patofisiologi

Produksi CSS ↑ Absorbsi ↓
- Post infeksi: Meningitis
- Tumor space occupying
Penumpukan cairan (CSS)dalam ventrikel otak secara aktif
(Hidrosefalus )


Penatalaksanan Obstruksi aliran pada shunt diventrikel otak

Pemasangan VP Shunt Peningkatan Volume CSS

Immobilisasi Resiko Infeksi TIK ↑

Gangguan integritas kulit
Keterangan:
• Penyumbatan aliran CCS dalam sistem ventrikel dan tempat absorbsi dalam rongga subaracnoid → dilatasi ruangan CSS di atasnya (foramen Monroe, foramen Luschka dan Magendie, sisterna magna dan sisterna basalis) → Hidrosefalus
• Pembentukan CSS yang berlebihan dengan kecepatan absorbsi yang normal → Hidrosefalus.

V. Pengkajian.
A. Anamnesa.
1. Insiden hidrosefalus: 5,8 per 10.000 kelahiran hidup
• Hidrosefalus dengan spinabifida terdapat kira-kira 3-4 per 1000 kelahiran hidup
• Type hidrosefalus obstruksi terdapat 99 % kasus pada anak-anak.
2. Riwayat kesehatan masa lalu:
• Terutama adanya riwayat luka/trauma kepala atau infeksi serebral
3. Riwayat kehamilan dan persalinan :
• Kelahiran yang prematur
• Neonatal meningitis
• Perdarahan subaracnoid
• Infeksi intra uterin
• Perdarahan perinatal, trauma/cidera persalinan.
B. Pemeriksaan Fisik
• Biasanya adanya myelomeningocele, pengukuran lingkar kepala (Occipitifrontal)
• Pada hidrosefalus didapatkan :
 Tanda-tanda awal:
o Mata juling
o Sakit kepala
o Lekas marah
o Lesu
o Menangis jika digendong dan diam bila berbaring
o Mual dan muntah yang proyektil
o Melihat kembar
o Ataksia
o Perkembangan yang berlangsung lambat
o Pupil edema
o Respon pupil terhadap cahaya lambat dan tidak sama
o Biasanya diikuti: perubahan tingkat kesadaran, opistotonus dan spastik pada ekstremitas bawah
o Kesulitan dalam pemberian makanan dan menelan
o Gangguan cardio pulmoner
 Tanda-tanda selanjutnya:
o Nyeri kepala diikuti dengan muntah-muntah
o Pupil edema
o Strabismus
o Peningkatan tekanan darah
o Denyut nadi lambat
o Gangguan respirasi
o Kejang
o Letargi
o Muntah
o Tanda-tanda ekstrapiramidal/ataksia
o Lekas marah
o Lesu
o Apatis
o Kebingungan
o Sering kali inkoheren
o Kebutaaan
C. Pemeriksaan Penunjang
 Skan temografi komputer (CT-Scan) mempertegas adanya dilatasi ventrikel dan membantu dalam mengidentifikasi kemungkinan penyebabnya (neoplasma, kista, malformasi konginetal atau perdarahan intra kranial)
 Pungsi ventrikel kadang digunakan untuk mengukur tekanan intra kranial, mengambil cairan serebrospinal untuk kultur (aturan ditentukan untuk pengulangan pengaliran).
 EEG: untuk mengetahui kelainan genetik atau metabolik
 Transluminasi: untuk mengetahui adanya kelainan dalam kepala
 MRI (Magnetik Resonance Imaging): memberi informasi mengenai struktur otak tanpa kena radiasi


D. Penatalaksanaan Medis.
Pasang pirau untuk mengeluarkan kelebihan CSS dari ventrikel lateral kebagian ekstrakranial (biasanya peritonium untuk bayi dan anak-anak atau atrium pada remaja ) dimana hal tersebut dapat direabsorbsi

VI. Diagnosa keperawatan, Intervensi dan Rasional.
No Diagnosa Keperawatan Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi Rasional

1.























2.

















3.
Risiko perubahan integritas kulit ke-pala b/d ketidak-mampuan bayi da-lam mengerakan kepala akibat pe-ningkatan ukuran dan berat kepala
















Perubahan fungsi keluarga b/d situasi krisis (anak dalam catat fisik)














Resiko tinggi terjadi cidera b/d peningkatan tekanan intra kranial



















Tidak terjadi gangguan in-tegritas kulit.
Kriteria:
Kulit utuh, ber-sih dan kering.


















Keluarga mene-rima keadaan anaknya, mam-pu menjelas-kan keadaan penderita.
Kriteria:
- Keluarga ber-partisipasi da-lam merawat anaknya
- Secara verbal keluarga da-pat mengerti tentang penya-kit anaknya.


Tidak terjadi pe-ningkatan TIK Kriteria:
Tanda vital da-lam batas nor-mal, pola nafas efektif, reflek cahaya positif, tidak tejadi gangguan kesa-daran, tidak muntah dan ti-dak kejang.
 Kaji kulit kepala setiap 2 jam dan monitor terhadap area yang terte-kan
 Ubah posisi tiap 2 jam dapat di-pertimbangkan untuk mengubah poisisi kepala se-tiap jam.
 Hindari tidak adanya linen pa-da tempat tidur
 Baringkan kepa-la pada bantal karet busa atau menggunakan tempat tidur air jika mungkin.
 Berikan nutrisi se-suai kebutuhan.


 Jelaskan secara rinci tentang kon-disi klien, prose-dur terapi dan prognosanya.
 Ulangi penjelas-an tersebut bila perlu dengan contoh bila keluarga belum mengerti
 Klarifikasi kesa-lahan asumsi dan misinterpretasi
 Berikan kesem-patan keluarga untuk bertanya.

 Observasi ketat tanda-tanda pe-ningkatan TIK
 Tentukan skala coma


 Hindari pema-sangan infus di kepala
 Hindari sedasi


 Jangan sekali-kali memijat atau memompa shunt untuk memeriksa fungsinya

 Ajari keluarga mengenai tanda-tanda pening-katan TIK

 Untuk memantau keadaan integumen kulit secara dini.


 Untuk meningkat-kan sirkulasi kulit.




 Linen dapat menye-rap keringat sehing-ga kulit tetap kering
 Untuk mengurangi tekanan yang me-nyebabkan stres me-kanik.


 Jaringan mudah nekrosis bila kalori dan protein kurang.

 Pengetahuan dapat mempersiapkan keluarga dalam merawat penderita.

 Keluarga dapat menerima seluruh informasi agar tidak menimbulkan salah persepsi

 Untuk menghindari salah persepsi

 Keluarga dapat mengemukakan pe-rasaannya

 Untuk mengetahui secara dini pe-ningkatan TIK
 Penurunan kesadar-an menandakakan adanya peningkatan TIK
 Mencegah terjadi infeksi sistemik

 Tingkat kesadaran merupakan indika-tor peningkatan TIK
 Dapat mengakibat-kan sumbatan sehing-ga terjadi pening-katan CSS atau obtruksi pada ujung kateter di peritonial.
 Keluarga dapat ber-patisipasi dalam pe-rawatan klien anak hidrosefalus.


DAFTAR PUSTAKA

Whaley and Wong ( 1995 ), Nursing Care of infants and children, St.Louis : Mosby year Book

Doenges M.E, ( 1999), Rencana Asuhan keperawtan : pedoman untuk perencanaan dan pendokumentasian perawatan pasien, EGC, Jakarta

Lynda Juall Carpenito, ( 2000) Buku Saku : Diagnosa Keperawatan, Ed.8, EGC, Jakarta

Soetomenggolo,T.S . Imael .S , ( 1999 ), Neorologi anak, Ikatan Dokter Indonesia, Jakarta
Photobucket