ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN KANKER VULVA DAN KANKER SERVIKS
(CA VULVA DAN CA SERVIKS)
NAMA
Kanker Vulva
DEFINISI
Kanker Vulva adalah tumor ganas di dalam vulva.
Vulva merupakan bagian luar dari sistem reproduksi wanita, yang meliputi labia, lubang vagina, lubang uretra dan klitoris.
3-4% kanker pada sistem reproduksi wanita merupakan kanker vulva dan biasanya terjadi setelah menopause.
Beberapa jenis kanker vulva:
1. Karsinoma sel skuamosa (85%)
Karsinoma sel skuamosa berasal dari sel-sel skuamosa yang merupakan jenis sel kulit yang utama.
Kanker jenis ini biasanya terbentuk secara perlahan selama bertahun-tahun dan biasanya didahului oleh suatu perubahan prekanker yang mungkin berlangsung selama beberapa tahun.
Istilah kedokteran yang sering digunakan untuk keadaan prekanker ini adalah Neoplasma intraepitel vulva (NIV, intraepitel artinya sel-sel prekanker terbatas pada epitel yang merupakan lapisan permukaan pada kulit vulva.
NIV terbagi menjadi 3 kelompok, yaitu NIV1, NIV2, and NIV3. Istilah lainnya untuk NIV adalah displasia.
Tingkat keparahan perubahan prekanker mulai dari yang terendah sampai yang terberat:
- NIV1 atau displasia ringan
- NIV2 atau displasia menengah
- NIV3 atau displasia berat
- Karsinoma in situ
- Karsinoma invasif.
2. Melanoma (5%)
Melanoma berasal dari sel penghasil pigmen yang memberikan warna pada kulit.
3. Sarkoma (2%)
Ssarkoma adalah tumor jaringan ikat di bawah kulit yang cenderung tumbuh dengan cepat.
Sarkoma vulva bisa menyerang semua golongan usia, termasuk anak-anak.
4. Karsinoma sel basal (1%)
Karsinoma sel basal sangat jarang terjadi pada vulva, karena biasanya menyerang kulit yang terpapar oleh sinar matahari.
5. Adenokarsinoma (1%)
Sejumlah kecil kanker vulva berasal dari kelenjar dan disebut adenokarsinoma. Beberapa diantaranya berasal dari kelenjar Bartholin yang ditemukan pada lubang vagina dan menghasilkan cairan pelumas yang menyerupai lendir.
Kebanyakan kanker kelenjar Bartholin adalah adenokarsinoma, tetapi beberapa diantaranya (terutama yang tumbuh dari saluran kelenjar) merupakan karsinoma sel transisional atau karsinoma sel skuamosa.
Meskipun agak jarang, adenokarsinoma juga bisa berasal dari kelenajr keringat pada kulit vulva.
PENYEBAB
Penyebabnya tidak diketahui.
Faktor resiko terjadinya kanker vulva:
1. Infeksi HPV atau kutil kelamin (kutil genitalis)
HPV merupakan virus penyebab kutil kelamin dan ditularkan melalui hubungan seksual.
2. Pernah menderita kanker leher rahim atau kanker vagina
3. Infeksi sifilis
4. Diabetes
5. Obesitas
6. Tekanan darah tinggi.
7. Usia
Tigaperempat penderita kanker vulva berusia diatas 50 tahun dan dua pertiganya berusia diatas 70 tahun ketika kanker pertama kali terdiagnosis.
Usia rata-rata penderita kanker invasif adalah 65-70 tahun.
8. Hubungan seksual pada usia dini
9. Berganti-ganti pasangan seksual
10. Merokok
11. Infeksi HIV
HIV adalah virus penyebab AIDS. Virus ini menyebabkan kerusakan pada sistem kekebalan tubuh sehingga wanita lebih mudah mengalami infeksi HPV menahun.
12. Golongan sosial-ekonimi rendah
Hal ini berhubungan dengan pelayanan kesehatan yang adekuat, termasuk pemeriksaan kandungan yang rutin.
13. Neoplasia intraepitel vulva (NIV)
14. Liken sklerosus
Penyakit ini menyebabkan kulit vulva menjadi tipis dan gatal.
15. Peradangan vulva menahun
16. Melanoma atau tahi lalat atipik pada kulit selain vulva.
GEJALA
Kanker vulva mudah dilihat dan teraba sebagai benjolan, penebalan ataupun luka terbuka pada atau di sekitar lubang vagina.
Kadang terbentuk bercak bersisik atau perubahan warna. Jaringan di sekitarnya mengkerut disertai gatal-gatal.
Pada akhirnya akan terjadi perdarahan dan keluar cairan yang encer.
Gejala lainnya adalah:
- nyeri ketika berkemih
- nyeri ketika melakukan hubungan seksual.
Hampir 20% penderita yang tidak menunjukkan gejala.
DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala, hasil pemeriksaan fisik dan hasil biopsi jaringan.
Staging (Menentukan stadium kanker)
Staging merupakan suatu peroses yang menggunakan hasil-hasil pemeriksaan fisik dan pemeriksaan diagnostik tertentu untuk menentukan ukuran tumor, kedalaman tumor, penyebaran ke organ di sekitarnya dan penyebaran ke kelenjar getah bening atau organ yang jauh.
Dengan mengetahui stadium penyakitnya maka dapat ditentukan rencana pengobatan yang akan dijalani oleh penderita.
Jika hasil biopsi menunjukkan bahwa telah terjadi kanker vulva, maka dilakukan beberapa pemeriksaan untuk mengetahui penyebaran kanker ke daerah lain:
• Sistoskopi (pemeriksaan kandung kemih)
• Proktoskopi (pemeriksaan rektum)
• Pemeriksaan panggula dibawah pengaruh obat bius
• Rontgen dada
• CT scan dan MRI.
Stadium kanker vulva dari sistem FIGO:
- Stadium 0 (karsinoma in situ, penyakit Bowen) : kanker hanya ditemukan di permukaan kulit vulva
- Stadium I : kanker ditemukan di vulva dan/atau perineum (daerah antara rektum dan vagina). Ukuran tumor sebesar 2 cm atau kurang dan belum menyebar ke kelenjar getah bening
- Stadium IA : kanker stadium I yang telah menyusup sampai kedalaman kurang dari 1 mm
- Stadium IB: kanker stadium I yang telah menyusup lebih dalam dari 1 mm
- Stadium II : kanker ditemukan di vulva dan/atau perineu, dengan ukuran lebih besar dari 2 cm tetapi belum menyebar ke kelenjar getah bening
- Stadium III : kanker ditemukan di vulva dan/atau perineum serta telah menyebar ke jaringan terdekat (misalnya uretra, vagina, anus) dan/atau telah menyebar ke kelenjar getah bening selangkangan terdekat.
- Stadium IVA : kanker telah menyebar keluar jaringan terdekat, yaitu ke uretra bagian atas, kandung kemih, rektum atau tulang panggul, atau telah menyebar ke kelenjar getah bening kiri dan kanan
- Stadium IVB : kanker telah menyebar ke kelenjar getah bening di dalam panggul dan/atau ke organ tubuh yang jauh.
PENGOBATAN
Terdapat 3 jenis pengobatan untuk penderita kanker vulva:
1. Pembedahan
- Eksisi lokal luas : dilakukan pengangkatan kanker dan sejumlah jaringan normal di sekitar kanker
- Eksisi lokal radikal : dilakukan pengangkatan kanker dan sejumlah besar jaringan normal di sekitar kanker, mungkin juga disertai dengan pengangkatan kelenjar getah bening
- Bedah laser : menggunakan sinar laser untuk mengangkat sel-sel kanker
- Vulvektomi skinning : dilakukan pengangkatan kulit vulva yang mengandung kanker
- Vulvektomi simplek : dilakukan pengangkatan seluruh vulva
- Vulvektomi parsial : dilakukan pengangkatan sebagian vulva
- Vulvektomi radikal : dilakukan pengangkatan seluruh vulva dan kelenjar getah bening di sekitarnya.
- Eksenterasi panggul : jika kanker telah menyebar keluar vulva dan organ wanita lainnya, maka dilakukan pengangkatan organ yang terkena (misalnya kolon, rektum atau kandung kemih) bersamaan dengan pengangkatan leher rahim, rahim dan vagina.
Untuk membuat vulva atau vagina buatan setelah pembedahan, dilakukan pencangkokan kulit dari bagian tubuh lainnya dan bedah plastik.
2. Terapi penyinaran
Pada terapi penyinaran digunakan sinar X atau sinar berenergi tinggi lainnya utnuk membunuh sel-sel kanker dan memperkecil ukuran tumor.
Pada radiasi eksternal digunakan suatu mesin sebagai sumber penyinaran; sedangkan pada radiasi internal, ke dalam tubuh penderita dimasukkan suatu kapsul atau tabung plastik yang mengandung bahan radioaktif.
3. Kemoterapi
Pada kemoterapi digunakan obat-obatan untuk membunuh sel-sel kanker. Obat tersedia dalam bentuk tablet/kapsul atau suntikan (melalui pembuluh darah atau otot).
Kemoterapi merupakan pengobatan sistemik karena obat masuk ke dalam aliran darah sehingga sampai ke seluruh tubuh dan bisa membunuh sel-sel kanker di seluruh tubuh.
Pengobatan berdasarkan stadium
Pengobatan kanker vulva tergantung kepada stadium dan jenis penyakit serta usia dan keadaan umum penderita.
- Kanker vulva stadium 0
1. Eksisi lokal luas atau bedah laser, atau kombinasi keduanya
2. Vulvektomi skinning
3. Salep yang mengandung obat kemoterapi
- Kanker vulva stadium I
1. Eksisi lokal luas
2. Eksisi lokal radikal ditambah pengangkatan seluruh kelenjar getah bening selangkangan dan paha bagian atas terdekat pada sisi yang sama dengan kanker
3. Vulvektomi radikal dan pengangkatan kelenjar getah bening selangkangan pada salah satu atau kedua sisi tubuh
4. Terapi penyinaran saja.
- Kanker vulva stadium II
1. Vulvektomi radikal dan pengangkatan kelenjar getah bening selangkangan kiri dan kanan. Jika sel kanker ditemukan di dalam kelenjar getah bening, maka dilakukan setelah pembedahan dilakukan penyinaran yang diarahkan ke panggul
2. Terapi penyinaran saja (pada penderita tertentu).
- Kanker vulva stadium III
1. Vulvektomi radikal dan pengangkatan kelenjar getah bening selangkangan dan kelenjar getah bening paha bagian atas kiri dan kanan.
Jika di dalam kelenjar getah bening ditemukan sel-sel kanker atau jika sel-sel kanker hanya ditemukan di dalam vulva dan tumornya besar tetapi belum menyebar, setelah pembedahan dilakukan terapi penyinaran pada panggul dan selangkangan
2. Terapi radiasi dan kemoterapi diikuti oleh vulvektomi radikal dan pengangkatan kelenjar getah bening kiri dan kanan
3. Terapi penyinaran (pada penderita tertentu) dengan atau tanpa kemoterapi.
- Kanker vulva stadium IV
1. Vulvektomi radikal dan pengangkatan kolon bagian bawah, rektum atau kandung kemih ( tergantung kepada lokasi penyebaran kanker) disertai pengangkatan rahim, leher rahim dan vagina (eksenterasi panggul)
2. Vulvektomi radikal diikuti dengan terapi penyinaran
3. Terapi penyinaran diikuti dengan vulvektomi radikal
4. Terapi penyinaran (pada penderita tertentu) dengan atau tanpa kemoterapi dan mungkin juga diikuti oleh pembedahan.
- Kanker vulva yang berulang (kambuh kembali)
1. Eksisi lokal luas dengan atau tanpa terapi penyinaran
2. Vulvektomi radikal dan pengangkatan kolon, rektum atau kandung kemih (tergantung kepada lokasi penyebaran kanker) disertai dengan pengangkatan rahim, leher rahim dan vagina (eksenterasi panggul)
3. Terapi penyinaran ditambah dengan kemoterapi dengan atau tanpa pembedahn
4. Terapi penyinaran untuk kekambuhan lokal atau untuk mengurangi gejala nyeri, mual atau kelainan fungsi tubuh.
PENCEGAHAN
Ada 2 cara untuk mencegah kanker vulva:
1. Menghindari faktor resiko yang bisa dikendalikan
2. Mengobati keadaan prekanker sebelum terjadinya kanker invasif.
Keadaan prekanker bisa ditemukan dengan menjalani pemeriksaan sistem reproduksi secara teratur dan memeriksakan setiap ruam, tahi lalat, benjolan atau kelainan vulva lainnya yang sifatnya menetap.
Pengobatan NIV bisa mencegah sejumlah kasus kanker invasif.
Melanoma bisa dicegah dengan mengangkat tahi lalat atipik.
Setiap wanita hendaknya mewaspadai setiap perubahan yang terjadi pada kulit vulva dengan melakukan pemeriksaan sendiri (dengan bantuan sebuah cermin) setiap bulan.
KONSEP DASAR
A. Pengertian
Kanker Vulva adalah tumor ganas di dalam vulva. Vulva merupakan bagian luar dari sistem reproduksi wanita, yang meliputi labia,lubang vagina,lubang uretra dan klitoris. 3-4% kanker pada sistem reproduksi wanita merupakan kanker vulva dan biasanya terjadi setelah menopause.
Beberapa jenis kanker vulva:
1. Karsinoma sel skuamosa (85%)
Karsinoma sel skuamosa berasal dari sel-sel skuamosa yang merupakan jenis sel kulit yang utama. Kanker jenis ini biasanya terbentuk secara perlahan selama bertahun-tahun dan biasanya didahului oleh suatu perubahan prekanker yang mungkin berlangsung selama beberapa tahun.
Istilah kedokteran yang sering digunakan untuk keadaan prekanker ini adalah Neoplasma intraepitel vulva (NIV, intraepitel artinya sel-sel prekanker terbatas pada epitel yang merupakan lapisan permukaan pada kulit vulva.
NIV terbagi menjadi 3 kelompok, yaitu NIV1, NIV2, and NIV3. Istilah lainnya untuk NIV adalah displasia.
Tingkat keparahan perubahan prekanker mulai dari yang terendah sampai yang terberat:
- NIV1 atau displasia ringan
- NIV2 atau displasia menengah
- NIV3 atau displasia berat
- Karsinoma in situ
- Karsinoma invasif.
2. Melanoma (5%)
Melanoma berasal dari sel penghasil pigmen yang memberikan warna pada kulit.
3. Sarkoma (2%)
Ssarkoma adalah tumor jaringan ikat di bawah kulit yang cenderung tumbuh dengan cepat.
Sarkoma vulva bisa menyerang semua golongan usia, termasuk anak-anak.
4. Karsinoma sel basal (1%)
Karsinoma sel basal sangat jarang terjadi pada vulva, karena biasanya menyerang kulit yang terpapar oleh sinar matahari.
5. adenokarsinoma. Beberapa diantaranya berasal dari kelenjar Bartholin yang ditemukan pada lubang vagina dan menghasilkan cairan pelumas yang menyerupai lendir.
Kebanyakan kanker kelenjar Bartholin adalah adenokarsinoma, tetapi beberapa diantaranya (terutama yang tumbuh dari saluran kelenjar) merupakan karsinoma sel transisional atau karsinoma sel skuamosa.
Meskipun agak jarang, adenokarsinoma juga bisa berasal dari kelenajr keringat pada kulit vulva.
B. Etiologi
Penyebabnya tidak diketahui.
Faktor resiko terjadinya kanker vulva:
1. Infeksi HPV atau kutil kelamin (kutil genitalis)
HPV merupakan virus penyebab kutil kelamin dan ditularkan melalui hubungan seksual. ÿÿpar Pernah menderita kanker leher rahim atau kanker vagina
2. Infekslasifilis
3. Diabetesÿsrÿÿÿÿ263738ÿÿharrsiÿÿ129737
4. Obesitas
5. Tekanan darah tinggi.
6. Usia
Tigaperempat penderita kanker vulva berusia diatas 50 tahun dan dua pertiganya berusia diatas 70 tahun ketika kanker pertama kali terdiagnosis.
Usia rata-rata penderita kanker invasif adalah 65-70 tahun.
7. Hubungan seksual pada usia dini
8. Berganti-ganti pasangan seksual
9. Merokok
10. Infeksi HIV
HIV adalah virus penyebab AIDS. Virus ini menyebabkan kerusakan pada sistem kekebalan tubuh sehingga wanita lebih mudah mengalami infeksi HPV menahun.
11. Golongan sosial-ekonimi rendah
Hal ini berhubungan dengan pelayanan kesehatan yang adekuat, termasuk pemeriksaan kandungan yang rutin.
12. Neoplasia intraepitel vulva (NIV)
13. Liken sklerosus
Penyakit ini menyebabkan kulit vulva menjadi tipis dan gatal.
Peradangan vulva menahun
14. Melanoma atau tahi lalat atipik pada kulit selain vulva.
15. Melanoma atau tahi lalat atipik pada kulit selain vulva.
C. Manifestasi klinis
Kanker vulva mudah dilihat dan teraba sebagai benjolan, penebalan ataupun luka terbuka pada atau di sekitarlubang vagina. Kadang terbentuk bercak bersisik atau perubahan warna. Jaringan di sekitarnya mengkerut disertai gatal-gatal. Pada akhirnya akan terjadi perdarahan dan keluar cairan yang encer.
Gejalalainnyaadalah:
-nyeriketikaberkemih
-nyeriketikamelakukanhubunganseksual.
Beberapa jenis kanker vulva:
Karsinoma sel skuamosa (85%)
Karsinoma sel skuamosa berasal dari sel-sel skuamosa yang merupakan jenis sel kulit yang utama.
Kanker jenis ini biasanya terbentuk secara perlahan selama bertahun-tahun dan biasanya didahului oleh suatu perubahan prekanker yang mungkin berlangsung selama beberapa tahun.
Istilah kedokteran yang sering digunakan untuk keadaan prekanker ini adalah Neoplasma intraepitel vulva (NIV, intraepitel artinya sel-sel prekanker terbatas pada epitel yang merupakan lapisan permukaan pada kulit vulva.
NIV terbagi menjadi 3 kelompok, yaitu NIV1, NIV2, and NIV3. Istilah lainnya untuk NIV adalah displasia.
Tingkat keparahan perubahan prekanker mulai dari yang terendah sampai yang terberat:
- NIV1 atau displasia ringan
- NIV2 atau displasia menengah
- NIV3 atau displasia berat
- Karsinoma in situ
- Karsinoma invasif.
Melanoma (5%)
Melanoma berasal dari sel penghasil pigmen yang memberikan warna pada kulit.
Sarkoma (2%)
Ssarkoma adalah tumor jaringan ikat di bawah kulit yang cenderung tumbuh dengan cepat.
Sarkoma vulva bisa menyerang semua golongan usia, termasuk anak-anak.
4 Karsinoma sel basal (1%)
Karsinoma sel basal sangat jarang terjadi pada vulva, karena biasanya
menyerang kulit yang terpapar oleh sinar matahari.
5. Adenokarsinoma (1%)
Sejumlah kecil kanker vulva berasal dari kelenjar dan disebut adenokarsinoma. Beberapa diantaranya berasal dari kelenjar Bartholin yang ditemukan pada lubang vagina dan menghasilkan cairan pelumas yang menyerupai lendir.
Kebanyakan kanker kelenjar Bartholin adalah adenokarsinoma, tetapi beberapa diantaranya (terutama yang tumbuh dari saluran kelenjar) merupakan karsinoma sel transisional atau karsinoma sel skuamosa.
Meskipun agak jarang, adenokarsinoma juga bisa berasal dari kelenajr keringat pada kulit vulva.
Penyebabnya tidak diketahui.
Faktor resiko terjadinya kanker vulva:
Infeksi HPV atau kutil kelamin (kutil genitalis)
HPV merupakan virus penyebab kutil kelamin dan ditularkan melalui hubungan seksual.
Pernah menderita kanker leher rahim atau kanker vagina
Infeksi sifilis
Diabetes
Obesitas
Tekanan darah tinggi.
Usia
Tigaperempat penderita kanker vulva berusia diatas 50 tahun dan dua pertiganya berusia diatas 70 tahun ketika kanker pertama kali terdiagnosis.
Usia rata-rata penderita kanker invasif adalah 65-70 tahun.
Hubungan seksual pada usia dini
Berganti-ganti pasangan seksual
Merokok
Infeksi HIV
HIV adalah virus penyebab AIDS. Virus ini menyebabkan kerusakan pada sistem kekebalan tubuh sehingga wanita lebih mudah mengalami infeksi HPV menahun.
Golongan sosial-ekonimi rendah
Hal ini berhubungan dengan pelayanan kesehatan yang adekuat, termasuk pemeriksaan kandungan yang rutin.
Neoplasia intraepitel vulva (NIV)
Liken sklerosus
Penyakit ini menyebabkan kulit vulva menjadi tipis dan gatal.
Peradangan vulva menahun
Melanoma atau tahi lalat atipik pada kulit selain vulva.
Kanker vulva mudah dilihat dan teraba sebagai benjolan, penebalan ataupun luka terbuka pada atau di sekitar lubang vagina.
Kadang terbentuk bercak bersisik atau perubahan warna. Jaringan di sekitarnya mengkerut disertai gatal-gatal.
Pada akhirnya akan terjadi perdarahan dan keluar cairan yang encer.
Gejala lainnya adalah:
- nyeri ketika berkemih
- nyeri ketika melakukan hubungan seksual.
Hampir 20% penderita yang tidak menunjukkan gejala.
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala, hasil pemeriksaan fisik dan hasil biopsi jaringan.
Staging (Menentukan stadium kanker)
Staging merupakan suatu peroses yang menggunakan hasil-hasil pemeriksaan fisik dan pemeriksaan diagnostik tertentu untuk menentukan ukuran tumor, kedalaman tumor, penyebaran ke organ di sekitarnya dan penyebaran ke kelenjar getah bening atau organ yang jauh.
Dengan mengetahui stadium penyakitnya maka dapat ditentukan rencana pengobatan yang akan dijalani oleh penderita.
Jika hasil biopsi menunjukkan bahwa telah terjadi kanker vulva, maka dilakukan beberapa pemeriksaan untuk mengetahui penyebaran kanker ke daerah lain:
• Sistoskopi (pemeriksaan kandung kemih)
• Proktoskopi (pemeriksaan rektum)
• Pemeriksaan panggula dibawah pengaruh obat bius
• Rontgen dada
• CT scan dan MRI.
Stadium kanker vulva dari sistem FIGO:
- Stadium 0 (karsinoma in situ, penyakit Bowen) : kanker hanya ditemukan di permukaan kulit vulva
- Stadium I : kanker ditemukan di vulva dan/atau perineum (daerah antara rektum dan vagina). Ukuran tumor sebesar 2 cm atau kurang dan belum menyebar ke kelenjar getah bening
- Stadium IA : kanker stadium I yang telah menyusup sampai kedalaman kurang dari 1 mm
- Stadium IB: kanker stadium I yang telah menyusup lebih dalam dari 1 mm
- Stadium II : kanker ditemukan di vulva dan/atau perineu, dengan ukuran lebih besar dari 2 cm tetapi belum menyebar ke kelenjar getah bening
- Stadium III : kanker ditemukan di vulva dan/atau perineum serta telah menyebar ke jaringan terdekat (misalnya uretra, vagina, anus) dan/atau telah menyebar ke kelenjar getah bening selangkangan terdekat.
- Stadium IVA : kanker telah menyebar keluar jaringan terdekat, yaitu ke uretra bagian atas, kandung kemih, rektum atau tulang panggul, atau telah menyebar ke kelenjar getah bening kiri dan kanan
- Stadium IVB : kanker telah menyebar ke kelenjar getah bening di dalam panggul dan/atau ke organ tubuh yang jauh.
Terdapat 3 jenis pengobatan untuk penderita kanker vulva:
Pembedahan
- Eksisi lokal luas : dilakukan pengangkatan kanker dan sejumlah jaringan normal di sekitar kanker
- Eksisi lokal radikal : dilakukan pengangkatan kanker dan sejumlah besar jaringan normal di sekitar kanker, mungkin juga disertai dengan pengangkatan kelenjar getah bening
- Bedah laser : menggunakan sinar laser untuk mengangkat sel-sel kanker
- Vulvektomi skinning : dilakukan pengangkatan kulit vulva yang mengandung kanker
- Vulvektomi simplek : dilakukan pengangkatan seluruh vulva
- Vulvektomi parsial : dilakukan pengangkatan sebagian vulva
- Vulvektomi radikal : dilakukan pengangkatan seluruh vulva dan kelenjar getah bening di sekitarnya.
- Eksenterasi panggul : jika kanker telah menyebar keluar vulva dan organ wanita lainnya, maka dilakukan pengangkatan organ yang terkena (misalnya kolon, rektum atau kandung kemih) bersamaan dengan pengangkatan leher rahim, rahim dan vagina.
Untuk membuat vulva atau vagina buatan setelah pembedahan, dilakukan pencangkokan kulit dari bagian tubuh lainnya dan bedah plastik.
Terapi penyinaran
Pada terapi penyinaran digunakan sinar X atau sinar berenergi tinggi lainnya utnuk membunuh sel-sel kanker dan memperkecil ukuran tumor.
Pada radiasi eksternal digunakan suatu mesin sebagai sumber penyinaran; sedangkan pada radiasi internal, ke dalam tubuh penderita dimasukkan suatu kapsul atau tabung plastik yang mengandung bahan radioaktif.
Kemoterapi
Pada kemoterapi digunakan obat-obatan untuk membunuh sel-sel kanker. Obat tersedia dalam bentuk tablet/kapsul atau suntikan (melalui pembuluh darah atau otot).
Kemoterapi merupakan pengobatan sistemik karena obat masuk ke dalam aliran darah sehingga sampai ke seluruh tubuh dan bisa membunuh sel-sel kanker di seluruh tubuh.
Pengobatan berdasarkan stadium
Pengobatan kanker vulva tergantung kepada stadium dan jenis penyakit serta usia dan keadaan umum penderita.
- Kanker vulva stadium 0
Eksisi lokal luas atau bedah laser, atau kombinasi keduanya
Vulvektomi skinning
Salep yang mengandung obat kemoterapi
- Kanker vulva stadium I
Eksisi lokal luas
Eksisi lokal radikal ditambah pengangkatan seluruh kelenjar getah bening selangkangan dan paha bagian atas terdekat pada sisi yang sama dengan kanker
Vulvektomi radikal dan pengangkatan kelenjar getah bening selangkangan pada salah satu atau kedua sisi tubuh
Terapi penyinaran saja.
- Kanker vulva stadium II
Vulvektomi radikal dan pengangkatan kelenjar getah bening selangkangan kiri dan kanan. Jika sel kanker ditemukan di dalam kelenjar getah bening, maka dilakukan setelah pembedahan dilakukan penyinaran yang diarahkan ke panggul
Terapi penyinaran saja (pada penderita tertentu).
- Kanker vulva stadium III
Vulvektomi radikal dan pengangkatan kelenjar getah bening selangkangan dan kelenjar getah bening paha bagian atas kiri dan kanan.
Jika di dalam kelenjar getah bening ditemukan sel-sel kanker atau jika sel-sel kanker hanya ditemukan di dalam vulva dan tumornya besar tetapi belum menyebar, setelah pembedahan dilakukan terapi penyinaran pada panggul dan selangkangan
Terapi radiasi dan kemoterapi diikuti oleh vulvektomi radikal dan pengangkatan kelenjar getah bening kiri dan kanan
Terapi penyinaran (pada penderita tertentu) dengan atau tanpa
kemoterapi.
- Kanker vulva stadium IV
Vulvektomi radikal dan pengangkatan kolon bagian bawah, rektum atau kandung kemih ( tergantung kepada lokasi penyebaran kanker) disertai pengangkatan rahim, leher rahim dan vagina (eksenterasi panggul)
Vulvektomi radikal diikuti dengan terapi penyinaran
Terapi penyinaran diikuti dengan vulvektomi radikal
Terapi penyinaran (pada penderita tertentu) dengan atau tanpa kemoterapi dan mungkin juga diikuti oleh pembedahan.
- Kanker vulva yang berulang (kambuh kembali)
Eksisi lokal luas dengan atau tanpa terapi penyinaran
Vulvektomi radikal dan pengangkatan kolon, rektum atau kandung kemih (tergantung kepada lokasi penyebaran kanker) disertai dengan pengangkatan rahim, leher rahim dan vagina (eksenterasi panggul)
Terapi penyinaran ditambah dengan kemoterapi dengan atau tanpa pembedahn
Terapi penyinaran untuk kekambuhan lokal atau untuk mengurangi gejala nyeri, mual atau kelainan fungsi tubuh.
Ada 2 cara untuk mencegah kanker vulva:
Menghindari faktor resiko yang bisa dikendalikan
Mengobati keadaan prekanker sebelum terjadinya kanker invasif.
Keadaan prekanker bisa ditemukan dengan menjalani pemeriksaan sistem reproduksi secara teratur dan memeriksakan setiap ruam, tahi lalat, benjolan atau kelainan vulva lainnya yang sifatnya menetap.
Pengobatan NIV bisa mencegah sejumlah kasus kanker invasif.
Melanoma bisa dicegah dengan mengangkat tahi lalat atipik.
Setiap wanita hendaknya mewaspadai setiap perubahan yang terjadi pada kulit vulva dengan melakukan pemeriksaan sendiri (dengan bantuan sebuah cermin) setiap bulan.
A. PENGKAJIAN
1. Pengkajian riwayat penyakit: riwayat penyakit dahulu, riwayat penyakit sekarang, riwayat kesehatan keluarga, status obstetrikus, riwayat ginekologik (pengalaman menstruasi), riwayat penyakit seksual.
2. Sirkulasi: gejala palpitasi, perubahan tekanan darah
3. Aktivitas istirahat/tidur : kelemahan, perubahan pola istirahat / tidur
4. Integritas ego: faktor stress, cara menghadapi stressor, masalah perubahan gambaran diri
5. Nutrisi: mual dan muntah, kebiasaan diit, bahan pengawet, anoreksia, perubahan berat badan, kakeksia, perubahan turgor kulit, edema
6. Eliminasi: perubahan pola defekasi, perubahan bising usus, distensi abdomen,
7. Neurosensori: pusing, sinkop
8. Nyeri/ ketidaknyamanan: ketidaknyamanan ringan sampai berat yang berhubungan dengan proses penyakit
9. Keamanan: pemajanan terhadap bahan kimia beracun, bahan karsinogenik, ruam kulit, demam, ulserasi.
10. Interaksi sosial: masalah tentang fungsi, tanggung jawab dan peran
11. Seksualitas: perubahan fungsi seksual, dampak pada hubungan seksual
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri b.d. proses penyakit/ infiltrasi tumor ke serabut saraf, efek samping terapi
2. Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b.d. keadaan hipermetabolisme sebagai akibat dari kanker, kemoterapi dan distress emosional.
3. cemas b.d. ancaman kematian, perubahan status kesehatan
4. Intoleransi aktivitas b.d. penurunan produkasi energi, hipermetabolik.
5. Risiko infeksi b.d. ketidakadekuatan pertahanan sekunder dan imunosupresi (efek kemoterapi dan radioterapi), prosedur invasif dan malnutrisi.
6. Risiko tinggi kerusakan integritas kulit b.d. efek dari kemoterapi, penurunan imunologis, perubahan status nutrisi, anemia.
7. Risiko tinggi kekurangan volume cairan b.d. kehilangan berlebihan melalui rute normal atau abnormal.
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Nyeri b.d. proses penyakit/ infiltrasi tumor ke serabut saraf, efek samping terapi
Tujuan: Menunjukkan penurunan nyeri
Mengikuti program pengobatan
Mendemonstrasikan keterampilan relaksasi seuai indikasi
Intervensi:
- Menentukan riwayat nyeri: lokasi, frekuensi, durasi, dan tindakan penghilang yang digunakan.
- Berikan tindakan kenyamanan dasar: gosokan punggung untuk mengurangi nyeri
- Dorong penggunaan keterampilan manajemen nyeri (relaksasi, visualisasi, imaginasi)
- Evaluasi penghilangan nyeri
- Kolaborasi pemberian analgetik
2. Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b.d. keadaan hipermetabolisme sebagai akibat dari kanker, kemoterapi dan distress emosional.
Tujuan: Pengungkapan pemahaman tetrhadap asupan yang adekuat
Peningkatan BB stabil
Intervensi:
- pantau masukan makanan setiap hari
- ukur BB setiap hari
- dorong klien untuk makan TKTP kaya nutrisi
- ciptakan suasana makan yang menyenangkan
- identifikasi adanya mual dan muntah
- dorong komunikasi terbuka mengenai anoreksia.
3. Cemas b.d. ancaman kematian, perubahan status kesehatan
Tujuan: cemas berkurang/hilang
Intervensi:
- mengungkapkan perasaan dan berkurangnya rasa takut
- beri lingkungan terbuka dimana pasien merasa nyaman untuk mendiskusikan perasaannya
- pertahankan kontak sering dengan klien.
- Bantu klien/ orang terdekat dalam mengenali rasa takut
- Berikan informasi yang akurat dan konsisten mengenai prognosis penyakit dan dukungan orang terdekat
- Jelaskan prosedur dan berikan kesempata untuk bertanya
- Ciptakan lingkungan yang tenang dan aman.
- Waspadai adanya tanda depresi.
BAB II
TINJAUAN TEORI
D. PENGERTIAN
Kanker serviks atau kanker leher rahim adalah tumor ganas yang tumbuh pada serviks (bagian terendah rahim yang menempel pada puncak vagina). (Hanifa, 1999)
Insidensi kanker serviks biasa terjadi pada wanita usia 30-60 tahun dengan usia paling banyak antara 45-50 tahun. Lama waktu kanker serviks dari fase pra-invasif hingga menjadi invasif sekitar 10 tahun.
E. ETIOLOGI
Penyebab langsung dari kanker serviks belum diketahui. Namun, ada beberapa faktor yang mempunyai hubungan dengan kejadian kanker serviks, diantaranya adalah:
1. Human papiloma virus (HPV)
2. Melakukan hubungan seksual pertama pada usia muda
3. Tingginya frekuensi melahirkan (multiparitas) da jarak persalinan yang terlalu dekat.
4. Kebersihan genitalia yang kurang
5. Berganti-ganti pasangan seksual
6. Merokok
7. Pemakaian pil KB
8. Gangguan sistem kekebalan tubuh
9. Infeksi herpes genitalis atau klamidia yang kronik.
F. KLASIFIKASI
Pentahapan klinis memperkirakan keparahan penyakit sehingga pengobatan dapat direncanakan lebih spesifik dan prognosis lebih dapat diprediksi. Klasifikasi internasional yang dikutip dari The International Federation of Gynecology and Obstetrics adalah sistem pentahapan yang dapat digunakan.
Tahapan Lesi Lokasi Deskripsi
Tahap 0 Karsinoma insitu Kanker terbatas pada lapisan epitel; tidak terdapat bukti invasi
Tahap 1 Karsinoma yang hanya benar-benar berada dalam serviks Ukuran bukan merupakan kriteria
Tahap 1 A Mikro invasif. Membran basalis sudah rusak dan sel tumor sudah memasuki stroma > 3 mm dan sel tumor tidak terdapat dalam pembuluh limfe atau pembuluh darah
Tahap 1B acc ( 1B accut: 1B yang tersembunyi) Secara klinis tumor belum tampak sebagai karsinoma, tetapi pada pemeriksaan histologik ternyata sel tumor telah mengadakan invasi stroma melebihi 1A
Tahap 1B Secara klinis sudah diduga adanya tumor yang histologik menunjukkan invasi ke dalam struma serviks uteri
Tahap II Kanker vagina Proses keganasan sudah keluar dari serviks dan menjalar ke 2/3 bagian atas vagina dan ke arah parametrium tapi tidak sampai ke dinding panggul
Tahap IIA Penyebaran hanya ke vagina. Parametrium masih bebas dari infiltrat
Tahap IIB Penyebaran ke parametrium, uni/bilateral tapi belum sampai dinding panggul
Tahap III Kanker mngenai 1/3 bagian bawah vagina atau telah meluas ke salah satu atau kedua dinding pelvis Penyakit nodus limfe yang teraba tidak merata pada dinding pelvis. Urogram IV
Tahap IIIA Penyebaran sampai 1/3 bagian distal vagina, sedang ke parametrium tidak dipersoalkan asal tidak sampai ke dinding panggul
Tahap IIIB Penyebaran sudah sampai dinding panggul Tidak ditemukan daerah bebas infiltrate antara tumor dengan dinding panggul, atau proses pada tingkat klinik I atau II, tetapi sudah ada gangguan fungsi ginjal.
Tahap IV Perluasan kandung kemih, perluasan rectal, penyebaran jauh Proses keganasan sudah keluar dari panggul kecil dan melibatkan mukosa rektum dan atau kandung kemih (dibuktikan secara histologik) atau telah terjadi metastase keluar panggul atau tempat yang jauh.
Tahap IVA Proses keganasan sudah keluar dari panggul kecil atau sudah menginfiltrasi mukosa rektum/ vesica
Tahap IVB Telah terjadi penyebaran yang jauh.
G. PATHWAYS
H. TANDA DAN GEJALA
Perubahan pada serviks saat fase prekanker biasanya tidak menimbulkan gejala. Perubahan ini tidak terdeteksi kecuali jika wanita tersebut menjalani pemeriksaan panggul dan pap smear. Gejala biasanya baru muncul ketika saluran serviks mengalami keganasan dan menyebar ke jaringan sekitarnya.
Tanda dan gejalanya dapat berupa:
1. Keputihan yang menetap
2. Perdarahan yang dialami setelah berhubungan seksual
3. Menstruasi abnormal (telah lama dan lebih banyak)
Gejala dari kanker serviks stadium lanjut dapat berupa:
1. Perdarahan setelah berhubungan seksual (contact bleeding) maupun di luar hubungan seksual (perdarahan spontan)
2. Perdarahan spontan pervaginam saat defekasi
3. Adanya bau busuk yang khas
4. Anemia akan menyertai sebagai akibat perdarahan pervaginam yang berulang
5. Rasa nyeri akibat infiltrasi sel tumor ke serabut saraf
6. kegagalan faal ginjal karena infiltrasi tumor ke ureter, yang menyebabkan obstruksi
I. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Pemeriksaan diagnostik yang gdapat dilakukan untuk mengidentifikasi adanya kanker serviks adalah:
1. PAP SMEAR
Pap smear dapat mendeteksi sampai 90% kasus kanker serviks. Hasil pemeriksaan pap smear dapat menunjukkan stadium pada kanker serviks.
2. BIOPSI
Biopsy dilakukan bila pada pemeriksaan panggul tampak suatu pertumbuhan atau luka pada serviks, atau pap smear menunjukkan abnormalitas
3. KOLPOSKOPI
Adalah pemeriksaan serviks dengan kaca pembesar.
4. TES SCHILLER
Serviks diolesi dengan larutan iodium. Sel yang normal warnanya menjadi kuning atau putih.
Pemeriksaan diagnostik yang dilakukan untuk membantu menemukan stadium kanker serviks antara lain:
2. Systoskopi
3. Sigmoidoskopi
4. Rontgen dada
5. Barium enema
6. Urografi intravena
7. Scanning tulang dan hati
J. PENATALAKSANAAN MEDIS
Terapi kanker serviks dilakukan bila diagnosa telah dipastikan secara histologik
1. Pada tingkat klinik karsinoma insitu (KIS)
Tidak dibenarkan dilakukan elektrokoagulasi atau elektrofulgerasi, kriosurgeri atau dengan laser, kecuali yang menangani adalah ahli kolposkopi, penderita masih muda dan belum mempunyai anak.
2. Pada tingkat klinik IA
Umumnya dianggap dan ditangani sebagai kanker yang invasif. Bila kedalaman invasi kurang atau hanya 1 mm dan tidak meliputi area yang luas serta tidak melibatkan pembuluh linfe atau pembuluh darah, penanganannya seperti KIS
3. Pada tingkat klinik IB, IB acc, dan II
Dilakukan histerektomi radial dengan limfadenektomi panggul. Pasca bedah biasanya dilanjutkan dengan penyinaran, tergantung ada tidaknya sel tumor dalam kelenjar limfe regional yang diangkat.
4. Pada tingkat IIB, III dan IV
Tidak dibenarkan melakukan tindakan bedah. Penanganannya adalah dengan radioterapi dan kemoterapi.
5. Pada tingkat klinik IVA dan IVB
Penyinaran hanya bersifat paliatif. Pemberian kemoterapi dipertimbangkan
K. EFEK SAMPING KEMOTERAPI
Terapi kanker dengan pemberian sitostatika didasarkan pada kemampuan obat tersebut membunuh sel-sel kanker dengan efek merugikan terhadap sel-sel jaringan normal seminimal mungkin.
Efek samping:
1. Sumsum tulang: lekopeni, trombositopeni, anemi
2. Gastrointerstinal: stomatitis, gastritis, diare, tukak lambung
3. Paru: fibrosis
4. Hati: Fibrosis
5. Ginjal: nekrosis tubuli
6. Kulit: Alopesia, hiperpigmentasi
7. Saraf: Parestesi, neuropati, tuli
8. Pankreas: Pankreatitis
9. Uterus: Perdarahan
10. Vesica urinaria: sistitis hemoragis
L. TERAPI RADIASI
Efek samping radiasi adalah kumulatif dan cenderung muncul ketika dosis telah melebihi kapasitas alamiah tubuh untuk memperbaiki kerusakan yang disebabkan oleh radiasi. Radiasi enteritis dapat menyebabkan diare dan kram abdomen dan radiasi sistitis, yang dimanifestasikan oleh sering berkemih, keinginan untuk selalu berkemih dan disuria dapat terjadi.
M. PENCEGAHAN TERHADAP KANKER SERVIKS
Ada beberapa cara untuk mencegah kanker serviks, antara lain:
1. Mencegah terjadinya infeksi HPV
2. Melakukan pap smera secara teratur
3. Menghindari tingginya paritas dan jarak kehamilan yang terlalu dekat
4. Menghindari berganti-ganti pasangan seksual
5. Menghindari hubungan seksual pada usia muda
6. Menjaga higiene area seksual
N. PENGKAJIAN
1. Pengkajian riwayat penyakit: riwayat penyakit dahulu, riwayat penyakit sekarang, riwayat kesehatan keluarga, status obstetrikus, riwayat ginekologik (pengalaman menstruasi), riwayat penyakit seksual.
2. Sirkulasi: gejala palpitasi, perubahan tekanan darah
3. Aktivitas istirahat/tidur : kelemahan, perubahan pola istirahat / tidur
4. Integritas ego: faktor stress, cara menghadapi stressor, masalah perubahan gambaran diri
5. Nutrisi: mual dan muntah, kebiasaan diit, bahan pengawet, anoreksia, perubahan berat badan, kakeksia, perubahan turgor kulit, edema
6. Eliminasi: perubahan pola defekasi, perubahan bising usus, distensi abdomen,
7. Neurosensori: pusing, sinkop
8. Nyeri/ ketidaknyamanan: ketidaknyamanan ringan sampai berat yang berhubungan dengan proses penyakit
9. Keamanan: pemajanan terhadap bahan kimia beracun, bahan karsinogenik, ruam kulit, demam, ulserasi.
10. Interaksi sosial: masalah tentang fungsi, tanggung jawab dan peran
11. Seksualitas: perubahan fungsi seksual, dampak pada hubungan seksual
O. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri b.d. proses penyakit/ infiltrasi tumor ke serabut saraf, efek samping terapi
2. Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b.d. keadaan hipermetabolisme sebagai akibat dari kanker, kemoterapi dan distress emosional.
3. cemas b.d. ancaman kematian, perubahan status kesehatan
4. Intoleransi aktivitas b.d. penurunan produkasi energi, hipermetabolik.
5. Risiko infeksi b.d. ketidakadekuatan pertahanan sekunder dan imunosupresi (efek kemoterapi dan radioterapi), prosedur invasif dan malnutrisi.
6. Risiko tinggi kerusakan integritas kulit b.d. efek dari kemoterapi, penurunan imunologis, perubahan status nutrisi, anemia.
7. Risiko tinggi kekurangan volume cairan b.d. kehilangan berlebihan melalui rute normal atau abnormal.
P. INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Nyeri b.d. proses penyakit/ infiltrasi tumor ke serabut saraf, efek samping terapi
Tujuan: Menunjukkan penurunan nyeri
Mengikuti program pengobatan
Mendemonstrasikan keterampilan relaksasi seuai indikasi
Intervensi:
- Menentukan riwayat nyeri: lokasi, frekuensi, durasi, dan tindakan penghilang yang digunakan.
- Berikan tindakan kenyamanan dasar: gosokan punggung untuk mengurangi nyeri
- Dorong penggunaan keterampilan manajemen nyeri (relaksasi, visualisasi, imaginasi)
- Evaluasi penghilangan nyeri
- Kolaborasi pemberian analgetik
2. Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b.d. keadaan hipermetabolisme sebagai akibat dari kanker, kemoterapi dan distress emosional.
Tujuan: Pengungkapan pemahaman tetrhadap asupan yang adekuat
Peningkatan BB stabil
Intervensi:
- pantau masukan makanan setiap hari
- ukur BB setiap hari
- dorong klien untuk makan TKTP kaya nutrisi
- ciptakan suasana makan yang menyenangkan
- identifikasi adanya mual dan muntah
- dorong komunikasi terbuka mengenai anoreksia.
3. Cemas b.d. ancaman kematian, perubahan status kesehatan
Tujuan: cemas berkurang/hilang
Intervensi:
- mengungkapkan perasaan dan berkurangnya rasa takut
- beri lingkungan terbuka dimana pasien merasa nyaman untuk mendiskusikan perasaannya
- pertahankan kontak sering dengan klien.
- Bantu klien/ orang terdekat dalam mengenali rasa takut
- Berikan informasi yang akurat dan konsisten mengenai prognosis penyakit dan dukungan orang terdekat
- Jelaskan prosedur dan berikan kesempata untuk bertanya
- Ciptakan lingkungan yang tenang dan aman.
- Waspadai adanya tanda depresi.